Dialektikajambi.com, Jambi : Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melakukan pencocokan dan
penelitian (coklit) data pemilih Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban, Kecamatan
Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Rabu (17/7/2024).
Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos bersama petugas Panitia
Pemuktahiran Data Pemilih (Pantarlih) mendatangi langsung kawasan bermukim
kelompok Suku Anak Dalam yang terdiri atas 10 kepala keluarga (KK) ini.
Jarak yang ditempuh dari pusat kota Jambi ke lokasi coklit
Suku Anak Dalam adalah 178 kilometer.
Dalam proses coklit, petugas KPU didampingi kepala daerah
dan kepala desa setempat untuk berkomunikasi dengan Temenggung atau pimpinan
kelompok Suku Anak Dalam di kawasan itu.
"Hari ini kami melakukan monitoring untuk kegiatan
pencocokan dan penelitian daftar pemilih untuk pilkada di Jambi, untuk gubernur
dan wakil gubernur, dan bupati dan wakil bupati di Sarolangun," kata
Betty.
"Hari ini adalah hari di mana kami mendatangi,
memonitor kegiatan coklit yang dilakukan oleh Pantarlih ke teman-teman di Suku
Anak Dalam di Sarolangun," sambungnya.
Betty menjelaskan, ada 10 KK yang masing-masing terdiri dari
dua hingga tiga orang di dalamnya yang sudah tercoklit dan dapat mencoblos pada
Pilkada 27 November mendatang.
Lebih lanjut, Betty juga mengatakan tidak ada pemilihan baru
dalam kelompok Suku Anak Dalam yang dicoklit ini. Pada pemilu sebelumnya mereka
sudah pernah ikut mencoblos.
“Tadi rasa-rasanya belum ada pemilih baru, karena data yang
kami dapatkan adalah data update dari DP4,” ujarnya.
“Tadi kalau misalnya belum terdaftar, belum punya NIK, Camat
sudah mengatakan mereka bisa datang langsung untuk dibantu perekamannya,”
sambung Betty.
Lebih lanjut, Betty juga mengatakan tidak ada pemilihan baru
dalam kelompok Suku Anak Dalam yang dicoklit ini. Pada pemilu sebelumnya mereka
sudah pernah ikut mencoblos.
“Tadi rasa-rasanya belum ada pemilih baru, karena data yang
kami dapatkan adalah data update dari DP4,” ujarnya.
“Tadi kalau misalnya belum terdaftar, belum punya NIK, Camat
sudah mengatakan mereka bisa datang langsung untuk dibantu perekamannya,” sambung
Betty.
Sejauh ini, pantauan coklit ke kawasan Suku Anak Dalam masih
merupakan proses paling “ekstrim” dan pengalaman baru bagi Betty yang
sebelumnya melakukan pantauan hanya di kawasan perkotaan.
“Saya kayaknya baru sekarang, di Suku Anak Dalam. Selebihnya
seperti biasa, masih dari rumah ke rumah. Kalau saya di DKI dari apartemen ke
apartemen, ini baru dari pondok satu ke pondok yang lain,” pungkasnya.